Tuesday, October 7, 2008

"Kawasan Anti-Militer" Pengidap Militeristik-Obsesif Akut

Anak kalimat dalam lingkup tanda petik di judul yang paling berkesan dalam momen OSPEK selain nama SaMPAH (Pengasahan Mental dan pengenalan Kampus Aneuk Hukom), cara senior menyebutkan OSPEK versi mereka. Semangat gerakan reformasi '98 masih terasa saat kami memasuki gerbang kampus fakultas ketiga Universitas Syiah Kuala. Tulisan yang tersemat pada alat mirip pembatas parkiran berbentuk gawang. Kami semua harus menunduk melewatinya. Ya... kami harus melewatinya untuk mencapai lapangan Mesjid Darussalam, tempat kami menerima pendidikan meski kadang plonco menyelinap tanpa mengendap.

Sekitar 200 mahasiswa yang secara administratif, atau istilah hukumnya de facto, telah cukup syarat diterima di kampus harus melakukan ritual merayap di bawah gawang kecil selama tiga hari. SaMPAH menjadi ajang penerimaan de facto, "hukum adat" kalau istilah kami sehari-hari. Komunitas penyelenggara dan peserta SaMPAH hanya mampu memberi sanksi moral, semacam pengucilan kecil untuk mahasiswa yang tidak menjalani. Bernaung di bawah semboyan "Tak ada kesalahan tanpa hukuman, Tak ada hukuman tanpa kesalahan" kami melewati 9-10 jam yang menyiksa dikali tiga hari.

Istilah hukum dan sosial yang sedang konstekstual mengalung di dada kami. Selembar karton yang bergelantungan di seutas tali plastik. Kami dibagi dalam empat kelompok berbeda, warna tulisan di dada sesuai dengan nama kelompok. Seingatku (boleh diralat kalau salah) nama kelompoknya, Sosialis, Liberal, Fasis dan Kapitalis. Istilah dan orang yang kuingat; Zina (Zulfan Amru) dan PPRM (Said Yan Ferizal). Tiap peserta harus menggantung kantong yang juga bertali plastik menyelempangi bahu. Masih ada lagi, semua juga harus menyelempangkan cangkir merah yang lagi-lagi disematkan di bahu dan lagi-lagi dengan tali plastik. Hhh... susah. Hayo... coba bandingkan dengan barisan militer yang juga mengandalkan bahu meski tak mengguna tali plastik untuk menggantungkan senapan, ransel dan radio lapangan. Militer nggak...???

Secara keseluruhan kami dipimpin seorang Danton (Komandan Peleton), sementara Danru (Komandan Regu) memimpin setiap kelompok (Koq mil... ah... sudah lah). Awalnya Iskandar Muda (dikenal dengan panggilan Ismu, berpindah alam sebagai korban tsunami) menjadi Danton. Namun, setelah Ismu menangis penuh "haru-biru-lembam" mengapresiasi kesediaan peserta lain menanggung kesalahannya sebagai pemimpin, Mentor menganggap Ismu terlalu cengeng.

Padahal Ismu bercasing rangka paling besar, berkulit paling hitam, berwajah paling sangar dan menyeramkan di antara 200-an mahasiswa angkatan '99. Sulit menemukan kelemahan fisik dalam figurnya. Proses perkawanan menambahkan kesangaran sosok Ismu. Dia pernah mengikuti seluruh tes masuk militer dan kepolisian tapi semua instansi miiliter menolaknya. Zicky Zulkarnaen menggantikan posisinya dengan pertimbangan kelantangan suara dan postur tubuh yang bodyguard sangat. Belakangan Zicky juga menangis karena dipaksa mencukur kumis, tapi tak sempat kehilangan jabatan sebagai Danton (what a lucky Zicky).

Ritual pagi dimulai dengan berbaris, lalu senam. Pemandunya Amri, letting '98 (meninggalkan kehidupan sebagai korban tsunami). Katanya anti militer, koq jadi militer sangat...?! Xe...xe...xe... Masih ada lagi; "Komando saya ambil alih...!!!", menjadi kalimat paling populer waktu itu. Paling sering kudengar keluar dari mulut Bang T atau Teuku Alfiansyah (nama samaran). Kaya'nya kebencian bisa menginduksi nilai pihak atau orang yang dibenci ke dalam diri si pembenci Gwakakakak...

Setiap peserta dilarang mencapai kampus dengan jasa antar jemput sopir, kakak, abang, tetangga, handai taulan, bapak, mamak, kepala suku tanpa kecuali. Semua harus naik angkutan umum, meski terlihat nggak umum. Misalnya truk pasir, itu 'kan angkutan umum yang terlihat nggak umum. Tapi tak mengapa asal jangan diantar. Say it one more time; (Pake' gaya bentakan) "ASAL JANGAN DIANTAR...!!!"

Masih ada lagi, setiap peserta lelaki harus memotong rambut setengah centimeter (memangnya ada tukang pangkas yang mau ngukur tiap helai rambut...?). Nggak boleh pakai wewangian, lipstik (yang ini untuk peserta perempuan), lipgloss, lipbalm de el el de es be. Hufffhhh...

Penyelenggara kegiatan terbagi dua, panitia dan mentor. Panitia bertanggungjawab terhadap pelaksanaan dan logistik kegiatan. Mentor bertanggungjawab memberikan materi kepada peserta (yang ini baru tau setelah kuliah dan terlibat dalam penyelenggaraan SaMPAH).

Yang paling mantap salam kampus, saat itu Bang Imran Mahfudi atau Boim (nama samaran) yang memperkenalkan dan memandu. Begini caranya:
Harus ada komando; "Salaaa...m (jeda seperseratus detik) Fakultas....!!!" Pada saat suku kata 'tas' yang berujung suara menghentak belum kehilangan gema, peserta harus sudah berposisi rukuk dengan tangan tegak-sejajar kaki (lagi-lagi militer minded). Setelah jeda sepersepuluh detik "Mulai...!!!". Berposisi rukuk peserta bertepuk tangan 3 kali, menepuk paha dengan tapak tangan 3 kali, menghentakkan kaki ke bumi 3 kali, menegakkan badan dan mengepalkan tangan kanan teracung ke udara sambil berucap "BERSATU MENUJU PERUBAHAN HUHHH...!!!" 'HUH' diucapkan penuh semangat sambil meninju ke arah langit. Tangan diturunkan sejajar badan yang sudah harus tegak usai 'HUH' menggema. Runutan suara yang timbul tanpa penjelasan sebagai berikut:
"Salam... Fakultas... MULAI...!!! Prok...prok...prok... Prok...prok...prok... Brug...brug...brug... "BERSATU MENUJU PERUBAHAN HUHHH...!!!" (Efek gema on).
Jadi ingat prok...prok...prok... dalam lagu Aku Seorang Kapiten. Eh... Kapiten itu militer juga 'kan... Xi...xi...xi...

Hufhhh.. udah dulu ya... lain kali kita sambung cerita tentang SaMPAH. Tolong kasi masukan untuk merekonstruksi kenangan yang mungkin bermakna beda bagi tiap kawan seangkatan, tentu saja yang ikut SaMPAH. Ha...??? Apa...???? Ya udah pasti lah... Peyex nggak termasuk di dalamnya. Peyex 'kan nggak ikut SaMPAH. Bisa banyak yang komplain kalau Peyex ikut. Meskipun ada cerita usai SaMPAH yang memaksa Peyex berperan sebagai pesakitan karena nggak ikut. Khusus untuk tema SaMPAH aja, untuk cerita lain Julia Peyex boleh ikut. Maklumlah... Peyex masuk kategori orang yang terlibat dalam eR U Pe eS '99.

Ya udah lah Ganxz, aku cabut dulu. Akhirul kalam;
Istri Pojant namanya Yuyu
See You

3 comments:

ajes said...

not bad..
kuberi nilai 8 dengan catatan:
harus disambung lagi!
jadi ingat tampang Ismu yang biru lebam dangdut melankolis melodis..huehehehe

9931110829

99310 said...

nggak nyangka makhluk seberang lautan yang pertama ngasih komen (mode terharu on). tolong kirim alamat email kawan's yang kau punya, atau langsung kasi tau aja '99 udah latah nge-blog, he... he... he...
Gmana kabar si Nyak dan eMaknya? jaga kesehatan 'Bro.

Akhirul qolam;
Istri Ajes namanya Jessie
udah komen, makassie

99310

Anonymous said...

Mantaf....luncu juga ye....